Pembinaan Mental Pegawai PTA Makassar : “Pentingnya Informasi”
Senin, tanggal 17 Februari 2025 kegiatan Pembinaan Mental yang rutin dilaksanakan di Aula PTA Makassar setelah pelaksanaan apel pagi dan dihadiri seluruh Pegawai, kali ini dibawakan adalah Hakim Tinggi Drs. M. Anas Malik, S.H., M.H. dengan memberi tambahan wawasan kepada yang hadir mengenai “Pentingnya Informasi”.
Dalam ceramahnya Drs. M. Anas Malik, S.H., M.H. menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan bintal ini ada 3 manfaat yang bisa kita dapatkan yaitu : informasi, ilmu dan kesadaran. Apa itu informasi ? menurut Anas Malik informasi itu adalah berita atau kabar…Pentingkah itu informasi ? sangat penting dan informasi bisa didapatkan di mana saja, contohnya informasi yang di dapatkan di kantor PTA Makassar ini tentunya adalah informasi tentang lembaga PTA Makassar itu sendiri, baik mengenai ASNnya, layanannya dan produk yang dihasilkannya. Lebih lanjut Anas Malik kalau kita tidak tahu informasi atau kita tidak merasa penting dengan informasi yang ada di sekitar kita diibaratkan orang yang tidak memiliki informasi seperti “katak dalam tempurung”,. Jadi kalau kita tidak tahu tentang informasi di kantor kita, orang hanya tahu bahwa kita adalah aparat pengadilan atau Mahkamah Agung tapi tidak bisa membedakan yang mana juru sita, panitera atau hakim makanya informasi itu penting.
Menurut Anas Malik selain penting informasi itu juga mahal, karena siapa yang menguasai informasi maka dia juga menguasai dunia dan industri informasi sekarang ini sangat maju dengan berbagai macam media informasi yang ada. Orang akan berhasil jika menguasai suatu informasi dan informasi itu ada 2, ada informasi yang benar dan ada informasi yang tidak benar sehingga dikala kita menerima suatu informasi harus kita cek terlebih dahulu kebenarannya.
Lebih lanjut Anas menjelaskan bahwa informasi yang kita dapatkan dapat meningkat menjadi ilmu ketika informasi itu berdasarkan metodelogi dan terbukti kebenarannya. Ilmu itu orang Makassar menyebutnya “Paddissengang” yang artinya pengetahuan yang berguna untuk mempermudah pekerjaan kita dan mengatur kehidupan manusia seperti ilmu hukum dan ilmu-ilmu lainnya yang sudah terbukti kebenarannya. Seperti kita ketahui pentingnya ilmu dalam Agama Islam, namun berbeda ilmu dalam pengetahuan dan ilmu dalam agama, kalau ilmu menurut orang awam bukan agama itu mendewa-dewakan akal, bebas dan tidak terikat oleh dogma atau agama berbeda dengan Islam ilmunya orang atau akalnya orang itu memiliki keterbatasan. Ada ilmu baru akibat loncatan akal manusia, misalnya teknologi google semua data tentang apa saja itu ada di dalamnya sehingga ada yang mengatakan bahwa google itu IQ nya lebih tinggi dari manusia, kalau manusia paling tinggi IQ-nya 2000 maka google itu IQ-nya 2500.
Namun sekarang ini ada lagi yang lebih tinggi IQ-nya dari google yaitu yang disebut dengan AI (Arificial Intelligence), bukan hanya mengumpulkan data seperti google tapi AI bisa menyimpulkan, membandingkan antara satu dengan yang lain dan IQ-nya lebih dari 3000. Sehingga menurut informasi orang di dunia Barat itu banyak yang meninggalkan agamanya dan masuk Islam karena salah satu faktornya adalah dengan teknologi AI yang mana orang bisa membandingkan kebenaran-kebenaran dalam kitab suci dan menyimpulkannya, sehingga pencipta AI itu mengatakan temuannya ini lebih bahaya dari pada kejadian Hirosima dan Nagasaki, sehingga bisa jadi data hukum juga ketika dimasukkan dalam mesin AI bisa diketahui mana yang benar dan mana yang salah dan bisa mendapatkan kesimpulan dari suatu kasus hukum.
Kesimpulan dari materi yang dibawakan oleh Anas Malik Hakim Tinggi PTA Makassar ini adalah bahwa kita harus menyadari bahwa ilmu itu juga bisa membuat orang menjadi sadar dan ilmu bisa juga membuat orang sesat, seperti yang telah disebutkan dalam Alquran dalam surah Ali Imran ayat 26 “Wa tu izzu mantasha, watu zillu mantasha” yang artinya “ Dia memuliakan siapa yang Dia Kehendaki, dan Dia mempermalukan siapa yang Dia kehendaki”. Seperti halnya peristiwa Israj Mi’raj saat itu ada yang tidak percaya dengan cerita atau informasi Nabi Muhammad karena sulit diterima dengan keterbatasan akal manusia, namun setelah orang-orang mengkaji kebenaran peristiwa tersebut bahwa tidak mungkin Nabi Muhammad bisa menjelaskan tentang kondisi tata surya atau langit jikalau Nabi Muhammad tidak pernah melihatnya dan setelah diteliti jauh setelah peristiwa itu terjadi, ternyata semua yang dijelaskan dalam Alquran itu benar jadi ilmu itu telah membuktikan apa yang tersebut dalam Alquran.