Pembinaan Mental Pta Makassar: Takwa Kepada Allah SWT
Pengadilan Tinggi Agama Makassar melakukan pembinaan kepada seluruh aparatur PTA Makassar. Pembinaan dipimpin oleh Ketua didampingi oleh Wakil Ketua, Panitera dan Sekretaris PTA Makassar.
Pembinaan ini merupakan pembinaan mental yang dibawakan oleh hakim tinggi PTA Makassar secara bergantian setiap pekan. Pembinaan diikuti oleh para Hakim Tinggi, Pejabat Struktural dan Fungsional, serta seluruh aparatur PTA Makassar termasuk tenaga PPNPN.
Ketua PTA Makassar, Dr. Drs. H. Khaeril R., M.H., menyampaikan bahwa dalam melakukan pembinaan dengan menyampaikan program unggulan Badilag, program Mahkamah Agung, dan penyelesaian perkara. Pengadilan tingkat banding bertugas mengawasi satker yang berada di bawahnya karena merupakan tanggung jawab bersama. Kita harus turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan di wilayah kita, ungkap Ketua.
Dr. Khaeril juga menyampaikan rencana pelaksanaan rapat koordinasi (rakor), bahwa sebelum rakor dilaksanakan, sebaiknya dilakukan pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dikirim oleh daerah untuk membuat suatu kesepakatan terhadap solusi dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembentukan kelompok yang membahas permasalahan pada bidang kesekretariatan dan kepaniteraan. Kita sebagai manusia yang berada dalam satu komunitas, harus peduli terhadap satker dengan memberikan pembinaan. Ungkap lebih lanjut Khaeril.
Hakim Tinggi PTA Makassar, Drs. H. Gunawan, M.H., dalam pembinaannya menyampaikan hakekat takwa dan pentingnya sifat takwa dimiliki oleh manusia. Bertakwalah kepada Allah, kapan dan dimanapun engkau berada, ikutilah perbuatan yang baik, dan bergaulah dengan sesama manusia yang memiliki akhlak yang mulia.
Lebih lanjut disampaikan bahwa hakekat dari takwa dijelaskan melalui kisah Umar ra., bahwa kata takwa dalam al-Qur’an telah disebutkan berulang kali. Takwa berarti hati-hati, waspada, dan mawas diri. Takwa berarti hati-hati terhadap siksa, hati-hati terhadap hari kemudian, hati-hati terhadap siksa api neraka.
Gunawan menyampaikan pula kisah Syekh Muhammad Abduh, bahwa berdasarkan kisah tersebut, siksa Allah ada dua yaitu siksa di dunia dan di akhirat. Menurutnya, siksa dunia dapat dihindari dengan menjalankan sunnatullah dengan benar, sebagaimana sunnatullah diberikan kepada seluruh manusia tanpa melihat beriman atau tidak. Sedangkan siksa akhirat dapat dihindari dengan melaksanakan hukum syariat Allah. kebaikan-kebaikan yang dilaksanakan di dunia berdasarkan syariat, maka balasan kebaikan akan dirasakan di dunia walau belum sempurna, tetapi Allah menjanjikannya di akhirat. Sebarkan senyum dan kebaikan, bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang disenangi oleh orang. Bertakwalah kepada Allah, hapus dosa dengan kebaikan, bergaul dengan akhlak yang mulia karena yang dikenang oleh orang ketika kita sudah tiada adalah kebaikan kita, ungkap Gunawan.
Pembinaan berjalan dengan lancar dan diikuti oleh seluruh aparatur PTA Makassar secara khidmad.